Minggu, 20 Maret 2011

Menjadi Seorang Pahlawan

Gempa bumi berkekuatan 8 skala Richter yang terjadi di provinsi Shechuan, China pada tanggal 12 Mei 2008 pukul 14.28 diprediksikan kekuatannya setara dengan 500 bom atom, 30 kali lipat lebih dahsyat dari gempa bumi yang terjadi di Kobe, Japan tahun 1995. Informasi yang di himpun pada tanggal 19 Mei 2008, ada lebih dari 32.000 orang meninggal, lebih dari 20.000 orang masih hilang, dan lebih dari 4,7 juta rumah hancur dan rusak parah, seluruh kota hampir rata, semua gunung di sekitarnya runtuh.

Jutaan orang kehilangkan orang-orang yang mereka cintai, rumah, dan semua harta kekayaan mereka. Tetapi mereka tidak mengeluh, tidak komplain, hanya bantu satu sama yang lain. (CNN)
Satu jam kemudian, orang berdatangan untuk membantu dan mengevakuasi korban, barisan pendonor darah antri sepanjang 100 yards, dan semua orang rela menunggu berjam-jam untuk mendonorkan darah mereka, sampai semua bank penampungan darah menembus batas tempat penyimpanan mereka.
Beberapa kisah yang mengugah, luar biasa dan bisa kita ambil hikmahnya disini :
1. Perdana Menteri China (Wen Jia Pau), hanya dalam waktu 30 menit setelah mengetahui gempa bumi terjadi, beliau langsung naik pesawat dan tiba di lokasi bencana 2 jam kemudian. Langsung mengambil alih dan memimpin operasi untuk mengevakuasi para korban dan bekerja tampa mengenal waktu menjadi barisan terdepan bersama tim evakuasi.
2. Xu Chao (60), seorang pengemis dari Nanjing, 1000 miles dari lokasi bencana. Ia melihat di berita dan langsung datang menyumbangkan 5 Yuan pada pagi harinya. Dan ia mengatakan bahwa orang-orang yang terkena musibah itu jauh lebih membutuhkan dari dia karena hidup mereka hancur berantakan. Pada sore harinya ia daaing lagi menyumbangkan 100 Yuan ($14). Dan dia menjelaskan apa yang dia punya adalah koin-koin lecehan, dan dia tidak mau merepotkan para pekerja penerima sumbangan. Jadi dia pergi ke bank dan menukarkannya semua yang dia miliki dengan satu lembar bill besar.( Ini dari seorang pria yang bahkan tidak punya uang untuk membeli makanan untuk dirinya sendiri).
3. Song Xinying (seorang anak gadis berumur 3 thn), di selamatkan dari puing-puing setelah 2 hari terperangkap dlam reruntuhan gedung. Dia dalam kondisi kritis dan kehilangan salah satu kakinya, tetapi selamat. Orang tuanya saling berhadapan (face to face) saling berpegangan bahu dan tangan untuk menyelamatkan dia dari reruntuhan, dan orang tuanya sendiri tidak selamat.
4. Seorang bocah berusia 5 tahun, diselamatkan. Setelah tertimbun di dalam reruntuhan lebih dari 24 jam, tangan kirinya patah, tetapi dia tersenyum dan salut kepada orang-orang yang menyelamatkannya. Senyumnya membuat semua oarng di sekitarnya menangis.
5. Yuan Wentin (26), seorang guru SD kelas 1. Pada saat terjadi gempa bumi, dia sibuk membantu semua murid-murid di kelas dari lantai 3 ke bawah. Dia berusaha membawa semua muridnya keluar dari gedung sekolah semaksimal mungkin. Tetapi gedungnya roboh pada saat dia mau menyelamatkan yang terakhir, dalam moment terakhir hidupnya, ia mengunakan tubuhnya untuk melindungi muridnya dari reruntuhan gedung.
6. Seorang siswa SMU di selamatkan dari reruntuhan gedung, dia kehilangan kedua kakinya dan kedua tangannya patah, semua tim yang mengevakuasi menangis melihat keadaanya. Dia tersenyum ke mereka sambil berkata : “Be Brave !”
7. Seoarng bayi sekitar 3-4 bulan di selamatkan dari reruntuhan, ajaibnya anak ini dalam keadaan sempurna tidak luka maupun tergores sedikitpun. Kenyataannya ibunya berlutut, membungkukan badannya, kepala dan tangan menyentuh lantai untuk melindungi dan sambil menyusuinya. Seorang petugas evakuasi menemukan telepon selular mamanya dan menemukan ada teks message yang di tinggalkan mamanya : “Anakku sayang, jika kamu selamat, ingatlah selalu, mama sayang kamu selama-lamanya…”
Pembaca yang budiman,
Begitu banyak tantangan dan rintangan yang terjadi di negeri kita saat ini : harga BBM naik tinggi, semua bahan baku juga ikut melambung tinggi, demo terjadi dimana-mana, jumlah penggangguran yang semakin bertambah, krisis ekonomi dan juga krisis moral dan kepercayaan satu sama yang lain. Sepertinya membuat kita semua ingin berteriak, saling menyalahkan, mengeluh dan komplain. Bahkan bentrokan terjadi antar mahasiswa dan polisi. Tetapi apakah yang kita alami saat ini lebih parah dari yang terjadi di negara lain seperti gempa bumi di Shechuan ?
Saya ingin mengajak Anda semua untuk melihat dari sisi lainnya, dengan sikap dan reaksi yang berbeda. Seperti kisah diatas, tidak mengeluh, tidak komplain, bahkan bisa bantu satu sama yang lain. Saya rasa saat ini bukan waktu yang tepat untuk komplain, saling menyalahkan, bahkan menjatuhkan. Tetapi saatnya kita bangkit dan berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk mengubah keadaan. Mungkin kita tidak bisa berbuat banyak untuk bangsa dan negara kita, masyarakat dan lingkungan sekitar. Tapi kita bisa mulai dari keluarga kita, buatlah sesuatu yang bermanfaat yang bisa membuat keluarga kita menjadi lebih baik.
Saat ini dibutuhkan seorang Pahlawan.. ya… pahlawan buat keluarga kita. Siapa yang berani berdiri di depan, mengambil tanggung jawab penuh terhadap kehidupan kita sendiri . tidak mengeluh, tidak komplain, bertindak langsung, memberikan yang terbaik yang kita bisa, membantu satu sama yang lain, saling mendukung dan bekerjasama demi satu tujuan yang sama yaitu membuat hidup yang lebih baik.
Saya yakin, dengan sikap yang benar, bekerja lebih keras & cerdas, saling membantu dan mendukung satu sama lain, bersyukur terhadap apa yang kita mliki saat ini, pasti kita bisa menciptakan kehidupan keluarga yang jauh lebih baik, dengan keluarga yang lebih baik kita bisa menciptakan masyarakat dan lingkungan sekitar yang lebih baik, kota yang lebih baik, provinsi yang lebih baik, bahkan bangsa dan negara yang lebih baik. Bersama-sama kita wujudkan kehidupan yang lebih sehat, kaya dan bahagia.
Bangkitlah Indonesiaku, Indonesia Bisa !!!
http://www.rudylim.com

0 komentar:

Posting Komentar