Jumat, 18 Maret 2011

Berilah Kail Maka Aku Hidup, Berilah Umpan Maka Aku Malas


Kita ini hidup untuk berjuang, bukan berjuang untuk hidup.Yulius Susanto
Pagi ini saya akan menceritakan kisah perjuangan Yulius Susanto dalam segala keterbatasan yang dimilikinya seperti tertulis dalam bukunya “Berilah Kail, maka aku hidup. Berilah Umpan, maka aku malas.”
Yulius memulai usahanya dengan menjadi pedagang asongan. Dengan peti kayu sederhana, ia mengayuh kursi roda dengan tangannya untuk berjualan keliling. Pada awalnya, sepertinya masa depan begitu sangat suram, namun ia tetap berpikir positif dan yakin bahwa dengan kuasa dan penyertaan Tuhan, ia pasti BERHASIL.
Bukanlah hal mudah untuk berjualan keliling dengan kursi roda. Dalam perjalanannya tidak jarang ia basah kuyup kehujanan dan membuat barang dagangannya rusak kebasahan. Tetapi semua itu tidak menghalangi Yulius untuk terus berjuang.
Ia mengatakan,”Kita jangan mudah menyerah dengan keadaan yang ada. Orang menyerah karena merasa minder pada dirinya sendiri. Saya hanya mau bertanya? Siapa yang menyuruh kita minder? Orang yang minder adalah orang yang kurang memiliki hati yang bersyukur.
Modal utama saya adalah tekad yang bulat, semangat juang yang tinggi, keyakinan terhadap diri sendiri dan yakin akan kuasa dan penyertaan Tuhan.
Itulah sebabnya kini setiap hari sebelum Yulius membuka toko kecilnya di depan Mall Golden Trully Gunung Sahari ia mengucapkan kata-kata ini kepada dirinya sendiri,“Hari ini, saya harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Temukan alasan hidup Anda hari ini, agar hidup menjadi bagai tembok yang kokoh sama seperti Anda meletakkan semen di antara batu-batu bata.”
Semoga apa yang dibagikan oleh Yulius dapat bermanfaat buat Anda, saya dan kita semua untuk terus berjuang meningkatkan penjualan, mencapai target dan impian kita.
Dedy Budiman – Sales Trainer

http://dedybudiman.com

0 komentar:

Posting Komentar